A. Pengkajian.
1. Biodata klien.
2. Biodata Penanggung jawab.
3. Keluhan Utama
Klien Mengeluh batuk..
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
P : Di Sebabkan oleh peningkatan sekret di jalan napas.
Q : Skala berat.
R :terasa di bagian daerah dada kiri.
S : #
T : batuk pada malam hari.
5. Riwayat kesehatan dahulu.
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Data Dasar
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
1. Kelelahan umum dan kelemahan.
2. Nafas pendek karena bekerja.
3. Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil.
Gejala :
1. Kelelahan umum dan kelemahan.
2. Nafas pendek karena bekerja.
3. Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil.
4. Mimpi buruk.
2. Integritas Ego.
Gejala :
1. Adanya faktor stres lama.
2. Masalah keuanagan, rumah.
3. Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
4. Populasi budaya.
Gejala :
1. Adanya faktor stres lama.
2. Masalah keuanagan, rumah.
3. Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
4. Populasi budaya.
3. Makanan / cairan.
Gejala :
1. Anorexia.
2. Tidak dapat mencerna makanan.
3. Penurunan BB.
Gejala :
1. Anorexia.
2. Tidak dapat mencerna makanan.
3. Penurunan BB.
4. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
1. Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Gejala :
1. Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
2. Berhati-hati pada area yang sakit.
3. Perilaku distraksi, gelisah.
3. Perilaku distraksi, gelisah.
5. Pernafasan.
Gejala :
1. Batuk produktif atau tidak produktif.
2. Nafas pendek.
3. Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Gejala :
1. Batuk produktif atau tidak produktif.
2. Nafas pendek.
3. Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
6. Keamanan.
Gejala :
1. Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
2. Demam rendah atau sakit panas akut.
Gejala :
1. Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
2. Demam rendah atau sakit panas akut.
7.. Interaksi sosial.
Gejala :
1. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
2. Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
Gejala :
1. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
2. Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
8. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
1. Riwayat keluarga TB.
2. Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
3. Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
4. Tidak berpartisipasi dalam therapy.
Gejala :
1. Riwayat keluarga TB.
2. Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
3. Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
4. Tidak berpartisipasi dalam therapy.
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan secara head toe to ataupun persistem, namun pada saat pemeriksaan fisik data yang paling fokus adalah pada bagian dada.
9. Data Penunjang
Hasil Laboratorium dan ronsen.
10. Therapy
Antitusif, Ekspektoran, Antipiretik, Bronkodilator, Antibiotika.
11. Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
· Mempertahankan jalan nafas pasien
· Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
· Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesori
· Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah sputum, adanya emoptisis
· Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas dalam
· Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
· Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
· Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
· Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
· Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
· Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Pertukaran gas, kerusakan dan resiko.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum meningkat.
Kriteria hasil :
· BB meningkat
Intervensi :
· Catat status nutrisi pasien
· Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
· Berikan makanan sedikit tapi sering
· Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien kecuali kontra indikasi
· Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
· Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
· Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
· Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
· Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
· Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
· Kaji kemampuan pasien untuk belajar
· Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
· Berikan instruksi dan informasi tertulis
· Anjurkan klien untuk tidak merokok
· Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
· Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
· Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut
· Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
· Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
· Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
· Kaji patologi penyakit
· Identifikasi orang lain yang berisiko
· Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari meludah
· Kaji tindakan kontrol infeksi
· Awasi suhu sesuai indikasi
· Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
· Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
· Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran / terjadinya infeksi
· Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
· Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
· Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi
D. Impelementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
E. Evaluasi.
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai,
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai,
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar